Pekalongan, MAKRONESIA.id – Salah satu icon brand agency lokal terbesar di Indonesia, Fortuna menginisiasi sebuah pelatihan bertema “Batik Tiada Batas” bagi pelaku UMKM Milenial pengrajin Batik Pekalongan, selama 4 bulan kedepan.
Pembukaannya di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Minggu, (18/8).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing sekaligus mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui media digital, digital branding dan digital marketplace.
“Selama 4 bulan, perusahaan akan menggelar pelatihan seminar setiap bulannya yang diikuti lebih dari 30 UMKM pengrajin batik milenial dan kalangan difabel asal Pekalongan. Bagi peserta yang memperlihatkan progress atau hasil terbaik juga akan diberikan penghargaan,” Ucap, CEO Fortuna, Edhi Bawono.
Fortuna menurut Edhi, bersama Rajawali Foundation, didukung oleh RTV melihat literasi digital merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh pelaku bisnis berbagai skala, khususnya UMKM. Hal ini didukung oleh data bahwa penetrasi internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil survei APJII pada tahun 2018 menyatakan bahwa jumlah penetrasi internet di Indonesia telah meningkat sebesar 10,12 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa internet merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat di era digital. Tentunya ini menempatkan digital branding sebagai kebutuhan baru yang wajib dipahami oleh pelaku bisnis, termasuk bisnis kecil dan menengah di Indonesia. Digital branding akan mendorong pelaku UKM, khususnya industri batik khas Pekalongan, untuk bersaing di pasar nasional hingga pasar internasional.
“Sekarang digitalisasi sudah masuk ke berbagai aspek kehidupan kita,
mulai dari pemesanan produk, transaksi pembayaran hingga produk sampai
pelanggan, semua bisa dilakukan melalui smartphone,”
ungkapnya.
Karena itu, menurutnya penting bagi pelaku UMKM memaksimalkan perubahan tersebut, dengan cara go online.
“Nah, untuk bisa memasarkan produk mereka dalam bisnis digital, maka skill digital branding menjadi penting untuk dimiliki,” katanya lagi.
Digital branding, kata Edhi, tentunya berbeda dengan branding konvensional sebelum adanya media-media baru. Sekarang, lebih banyak aspek baru yang perlu dipertimbangkan dalam branding, seperti pemilihan platform media sosial yang tepat hingga waktu posting yang optimal di Instagram. Hal ini yang coba kami latih kepada UMKM Batik di Pekalongan.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan merasakan pentingnya pelatihan digital bagi UMKM di Pekalongan. Pelatihan semacam ini tentu akan mendorong lebih jauh kemampuan pelaku UMKM di Pekalongan untuk mencapai pasar global.
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi S.H. M.Si, percaya pelatihan ini dapat membantu UMKM Batik Pekalongan untuk bersaing di dunia.
“Pelatihan ini searah dengan program Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menargetkan pertumbuhan UMKM Go Online di tahun ini. Salah satu cara agar bisnis bisa bersaing adalah dengan mengetahui cara memasarkan dan menjual produk secara digital,” ucapnya dalam sambutannya.
Pelaku bisnis Batik dari mata rantai paling dasar yaitu perajinnya sendiri menyadari digital branding akan membantu mereka melebarkan sayap ke pasar yang lebih luas.
“Karena dengan teknologi digital, pelaku bisnis bisa memiliki dua kios, yakni kios offline di pasar dan kios online.” Ujar Wiwit, salah satu perajin peserta pelatihan tersebut.
Batik
Pekalongan merupakan ikon kain etnik yang telah diakui oleh UNESCO di tahun
2014. Bahkan Pekalongan telah terkenal sebagai “Kota Batik” dan menjadi anggota
UNESCO Creative Cities di tahun 2014.[1]
FORTUNA for Indonesia hadir
dalam usaha melestarikan dan menyebarluaskan ikon tradisi nusantara yang
dimiliki oleh Pekalongan ini terutama di dunia digital. (AF/AM)