Apa itu Propaganda Ala Rusia?

0
1056

Jakiarta-makronesia.id — Dalam kampanyenya, calon presiden petahana menyebut ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia. Propaganda Rusia dalam konteks pemilu sebelumnya sudah pernah dibicarakan dalam kaitannya dengan Pilpres Amerika Serikat (AS). Seperti apa praktiknya?

Propaganda adalah penjelasan yang dikembangkan, entah penjelasan itu betul atau salah, demi meyakinkan orang agar menganut sikap tertentu. Propaganda yang dijalankan Rusia di Pilpres AS dilancarkan lewat media-media sosial.

Dilansir BBC, ada dua laporan penelitian yang disusun untuk Senat AS yang membahas hal ini. Pertama, laporan Proyek Propaganda Komputasi Universitas Oxford dan perusahaan analisis jejaring sosial Graphika. Kedua, laporan yang dikerjakan lembaga penelitian New Knowledge.

Kedua penelitian dirilis pada Desember 2018. Kedua penelitian sama-sama menyebut agen-agen Rusia menggunakan semua platform media sosial untuk memenangkan Donald Trump di Pilpres AS 2016. Sebagaimana diketahui, dalam pilpres itu, Trump dari Partai Republik melawan Hillary Clinton dari Partai Demokrat.

Di laporan pertama dijelaskan bahwa Rusia mengadaptasi teknik pemasaran digital. ‘Propaganda Rusia’ ini disebut dipelopori oleh Agensi Riset Internet (IRA), perusahaan Rusia yang dinilai memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.

YouTube, Tumblr, Instagram, PayPal, Facebook, dan Twitter dimanfaatkan untuk menyebarkan propaganda demi memenangkan Trump. Puluhan juta warga AS terekspos propaganda itu. Bukan hoax yang disebut digunakan oleh Rusia, namun disinformasi alias penyampaian informasi yang salah dengan sengaja untuk membingungkan orang.

“Mereka menggunakan semua keluarga situs media sosial. Kami pikir tujuannya adalah membuat kampanye terlihat tidak melanggar aturan,” kata Dr Philip N Howard, direktur Institut Internet Oxford.

Isu yang dibawa dalam propaganda itu bertema imigran, ras, dan penggunaan senjata untuk menarik perhatian kaum konservatif. Disebutkan juga, propaganda itu menyebarkan informasi yang salah tentang proses pemilihan kepada masyarakat kulit hitam yang berhaluan kiri.

Adapun laporan penelitian kedua menyoroti upaya Rusia untuk menargetkan masyarakat kulit hitam. IRA menitikberatkan khalayak kulit hitam sebagai sasaran propaganda. IRA juga merekrut aktivis sebagai aset dan mendorong demonstrasi-demonstrasi di AS.

Informasi-informasi olahan IRA disebut membuat bingung pemilih kulit hitam tentang cara memberikan suara di Pemilu. “Yang jelas semua pesan itu dibuat untuk menguntungkan Partai Republik, dan khususnya Donald Trump,” kata laporan itu.(Detik.com/ALiamudira/BA)

Artikulli paraprakTeam BPN Prabowo-Sandi Tepis Tudingan Capres 01
Artikulli tjetërSambut HUT Gerindra Ke-11, Putih Sari Siap Produktifkan Emak-Emak Untuk Realisasikan Kesejahteraan Rakyat

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini