Makronesia.id, Jakarta – Bitcoin mengalami lonjakan harga signifikan lebih dari 13% dalam satu pekan terakhir, mencatatkan nilai mencapai $64,8 ribu atau sekitar Rp1,05 miliar. Kenaikan ini menandai pemulihan Bitcoin setelah mengalami koreksi sejak awal Juni. Selain itu, ETF Bitcoin Spot juga mencatat aliran dana neto positif dalam tujuh hari terakhir, dengan dua hari perdagangan terakhir menunjukkan netflow positif lebih dari $300 juta.
Fahmi Almuttaqin, seorang analis kripto dari Reku, mengamati bahwa situasi saat ini mengindikasikan potensi dimulainya fase reli baru yang mungkin menjadi awal dari fase bullish yang lebih besar. Namun demikian, ia menyoroti bahwa pasar kemungkinan membutuhkan katalis baru yang kuat untuk mendorong reli tersebut. Data dari lookintobitcoin.com menunjukkan bahwa jumlah wallet dengan saldo Bitcoin di atas 1.000 Bitcoin saat ini masih rendah, menunjukkan bahwa para whales yang besar kemungkinan masih menahan aset mereka setelah melakukan aksi profit taking sebelumnya.
“Pertahanan harga Bitcoin saat ini terbantu oleh partisipasi yang lebih sedikit dari para whales, yang dapat menghambat reli lebih lanjut jika terjadi aksi profit taking besar-besaran akibat kenaikan harga,” jelas Fahmi.
Fahmi juga menyoroti bahwa pemahaman pasar terhadap situasi whales dan kebijakan suku bunga tinggi The Fed dapat mempengaruhi perilaku investasi, yang tercermin dalam aksi jual besar-besaran Bitcoin dari wallet pemerintah Jerman minggu lalu. Meskipun ada katalis positif dari perkembangan inflasi AS, kenaikan harga Bitcoin baru terjadi setelah penjualan Bitcoin dari wallet pemerintah Jerman habis.
Di samping itu, distribusi Bitcoin kepada kreditur exchange Mt. Gox juga memperkirakan akan meningkatkan tekanan jual, meskipun dampaknya belum pasti. Hal ini dapat membuat investor cenderung mengambil posisi yang lebih konservatif sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.
Meskipun harga Bitcoin yang kini telah melebihi Rp1 miliar menunjukkan sentimen pasar yang cenderung greedy, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi yang bisa terjadi, sebagaimana yang terjadi pada situasi fear yang mengindikasikan oversold condition dan potensi rebound.
Potensi ETF Spot Ethereum
Selain Bitcoin, peluncuran ETF Ethereum Spot juga mengundang perhatian pasar. Ethereum, dengan karakteristiknya yang berbeda dengan Bitcoin, menawarkan diversifikasi aset yang menarik bagi investor. Potensi integrasi fitur staking pada ETF Ethereum juga menjadi faktor yang potensial mengubah outlook pasar terhadap ETF tersebut, meskipun pasar masih mempertanyakan persetujuan fitur tersebut.
“Staking dapat menjadi strategi menarik dalam portfolio investor di masa bullish, di mana selain capital gain, investor juga berpotensi mendapatkan staking reward. Pemilihan platform investasi yang berizin seperti Reku, yang memastikan staking dilakukan secara transparan di blockchain, adalah penting,” tambah Fahmi.
Dengan dinamika ini, pasar kripto terus menantikan perkembangan lebih lanjut dari Bitcoin dan potensi ETF Ethereum sebagai penggerak utama dalam masa depan ekonomi digital global.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi Reku atau pantau perkembangan terbaru pasar kripto di platform investasi yang terpercaya. (EHS-01)