Makronesia.id, Jakarta – DealStreetAsia, platform media terkemuka yang mengulas perkembangan investasi modal privat di Asia Tenggara, baru-baru ini merilis Laporan Tinjauan Transaksi Asia Tenggara 2023 pada 25 Januari lalu. Kerjasama dengan Rigel Capital, perusahaan investasi multi-tahap, laporan ini memberikan wawasan mendalam mengenai dinamika kompleks penggalangan dana di wilayah tersebut. Presentasinya dilakukan dalam rangka Indonesia PE-VC Summit ke-5 di The Langham, Jakarta.
Menurut laporan tersebut, startup di Asia Tenggara mengalami penurunan signifikan sebesar 51% year-on-year pada tahun 2023, dengan total penggalangan dana mencapai $7.96 miliar. Penurunan ini diperkirakan disebabkan oleh faktor makroekonomi yang mempengaruhi kepercayaan investor.
Transaksi ventura yang dilakukan oleh startup di wilayah tersebut juga mengalami penurunan sebesar 30%, mencapai 718 pada tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peran penting Lazada, anak perusahaan Alibaba, dalam mengumpulkan $1.89 miliar pada tahun 2023 memainkan peran besar dalam mengatenuasi dampak penurunan pendanaan startup di kawasan tersebut.
Beberapa perusahaan yang menonjol dalam penggalangan dana tahun lalu termasuk Kredivo, Bolttech, Investree, dan eFishery. Meskipun demikian, kesepakatan dengan nilai di atas $100 juta menjadi jarang karena kehati-hatian investor di tengah ketidakpastian geopolitik dan kondisi ekonomi global.
Singapura dan Indonesia tetap mendominasi pangsa pendanaan ekuitas di Asia Tenggara, menyumbang hampir 90% dari total. Singapura berhasil mengumpulkan $5.5 miliar dari 415 transaksi, sementara Indonesia mendapatkan $1.51 miliar dari 131 transaksi.
Secara umum, sektor fintech tetap menjadi yang paling aktif, meskipun mengalami penurunan 39% year-on-year dalam jumlah transaksi. Nilai transaksi di sektor ini turun 67%, mencapai $1.82 miliar, sedangkan e-commerce mengumpulkan dana terbanyak sebesar $2.32 miliar.
Laporan juga mencatat bahwa masalah penggalangan dana tidak hanya terbatas pada perusahaan tahap akhir, karena transaksi tahap awal mengalami penurunan 29% year-on-year, sementara total dana yang dikumpulkan turun 49%.
Menjelang tahun 2024, meskipun tantangan tetap ada, beberapa sektor seperti green tech, kendaraan listrik, climate tech, dan health tech diharapkan tumbuh. Laporan mengakhiri dengan menyebut adanya cahaya di ujung terowongan, menyoroti tanda-tanda stabilitas pada akhir tahun 2023, terutama dalam volume dan nilai kesepakatan pada kuartal keempat.
Diskusi panel di Indonesia PE-VC Summit, berjudul ‘Big Picture: After Dramatic Fall, Will Startup Funding Activity See a Bounceback in 2024,’ menampilkan pemimpin industri seperti Sebastian Togelang dari Rigel Capital, Kabir Narang dari B Capital Group, Susli Lie dari Monk’s Hill Ventures, dan Aldi Haryopratomo dari Kamar Dagang Indonesia. Mereka menyampaikan optimisme terhadap prospek Asia Tenggara pada tahun 2024, dengan meningkatnya komitmen dari Limited Partners (LPs) dan disiplin dalam pengambilan keputusan bisnis.
Tentang DealStreetAsia, yang merupakan bagian dari Grup Nikkei, platform media ini berbasis di Singapura dan dikenal sebagai sumber terkemuka untuk informasi mengenai modal privat dan startup di Asia. Sementara itu, Rigel Capital, manajer strategis pertumbuhan hyper, berfokus pada ekonomi yang berkembang di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan India, dengan pengalaman sepuluh tahun dalam investasi dan operasi bisnis. (EHS-01)