Makronesia.id, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyoroti pentingnya kerja sama antarsektor untuk menangani permasalahan stunting di Indonesia, dengan fokus pada kontribusi sektor pendidikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menegaskan bahwa pendidikan vokasi memiliki peran sentral dalam upaya nasional untuk mengurangi angka stunting. “Pendidikan vokasi tidak hanya mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, tetapi juga aktif mengembangkan inovasi untuk mengatasi masalah stunting,” ujarnya.
Salah satu contoh inovasi yang disorot adalah “jagung bose instan”, sebuah produk pangan alternatif dengan kandungan zat besi tinggi yang dikembangkan oleh dosen Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk mengatasi anemia pada remaja putri, tetapi juga berpotensi mencegah stunting di Nusa Tenggara Timur.
Kiki juga menyoroti program-program seperti Matching Fund dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Politeknik Negeri Madura, yang telah berhasil melibatkan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam upaya pencegahan stunting.
“Melalui program Merdeka Belajar, kami memberikan kesempatan kepada peserta didik vokasi untuk berkontribusi langsung dalam masyarakat dengan solusi yang inovatif dan berdaya guna,” tambahnya.
Peringatan Harganas tahun ini, yang dipusatkan di Kota Semarang, Jawa Tengah, menegaskan komitmen untuk meningkatkan kesadaran dan kolaborasi dalam pencegahan stunting di Indonesia. Diharapkan peringatan ini dapat mendorong sinergi yang lebih kuat dalam menangani tantangan kesehatan masyarakat yang krusial ini.
Sebagai catatan, Hari Keluarga Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 29 Juni sebagai momentum untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dan kesatuan dalam upaya pembangunan nasional. (EHS-01)