makronesia.id – Ekonom kawakan Rizal Ramli mendorong agar pemerintah menyuntikkan anggaran sebesar Rp20 Triliun untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang kini mengalami defisit anggaran.
“Modal awal BPJS kan hanya Rp5 Triliun, itu sama saja mau merancang agar BPJS gagal finansial. Makanya, kami tunjukin solusinya, pertama suntuk lagi modal RP20 Triliun buat nyehatin keuangan BPJS yangbsedang defisit parah,” kata Rizal Ramli.
Selain itu, ia juga meminta agar format iuran BPJS dibenahi. Caranya adalah dengan merevisi UU BPJS yang kemudian diatur soal besaran iuran.
“Iuran pekerja maksimal 2% dari pendapatan, kalau perusahaan 6%. Besaran ini bisa disesuaikan berdasarkan tingkat pendapatan. Adapun kalau di bawah upah minimum kerja bisa digratiskan. Unsur keadilan harus tegas,” lanjutnya.
Menurut Rizal Ramli, harus ada penyesuaian pembayaran klaim penyakit kronis dan terminal yang disesuaikan dengan pendapatan pasien. Untuk penyakit menengah atas dan orang kaya, harus top up.
“Prinsipnya dari sisi penerimaan dan pembayaran harus cross subsidy,” tambah Rizal Ramli.
Rizal Ramli juga mengaku risih melihat banyaknpasien yang harus antre untuk mendapatkan pelayanan BPJS. Untuk itu, ia menyarankan agar dikembangkan sistem online.